Kamis, 22 Desember 2011

Alangkah Lucunya Negeri Ini


Alangkah Lucunya Negeri Ini


Alangkah Lucunya Negeri ini, sebuah film karya anak bangsa bercerita mengenai realita kaum marginal atau kaum yang terpinggirkan di Indonesia. Cerita diawali dengan adegan seorang pemuda yang merupakan sarjana managemen yang melamar pekerjaan di berbagai perusahaan namun ditolak. Kegagalan itu tidak membuat pemuda yang bernama Muluk tersebut putus asa. Muluk adalah seorang anak dari penjahit yang bernama Haji Makbul.
Pada suatu siang hari ketika melintasi pasar dikala mencari pekerjaan, Muluk memergoki seorang anak kecil mencopet dompet. Dikejarnya anak itu dari belakang lalu ditangkapnya. Muluk berusaha menasehati agar anak tersebut tidak mencopet, tetapi usaha itu sia-sia karena mencopet merupakan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pencopet tersebut pun berhasil melepaskan diri dari dekapan Muluk dan berlari bersama dompet curiannya. Belum juga mendapat pekerjaan, Muluk berniat beternak cacing untuk mendapatkan penghasilan. Banyak teman-temannya yang menertawakan ide tersebut.

Pada suatu hari dipasar, Muluk bertemu dengan pencopet yang dulu dipergokinya dipasar. Setelah terlibat percakapan, Muluk pun minta dibawa ke bos pencopet yaitu Jarot. Muluk sebagai seorang sarjana managemen menawarkan kerjasama dengan Jarot dan anak buah pencopet lainnya. Muluk ingin pada suatu saat mereka berhenti menjadi pencopet dan dapat mencari nafkah dengan halal. Muluk menawarkan program pemberdayaan meliputi pendidikan dan agama serta rencana pengelolaan bisnis jangka panjang. Namun sebagai gantinya Muluk meminta jatah 10% dari pendapatan hasil copet. Jarot setuju. Untuk memaksimalkan program tersebut, Muluk mengajak temannya yaitu Pipit dan Samsul. Pipit merupakan anak dari Haji Rahmat yang kerjaannya setiap hari mencari peruntungan dengan mengikuti kuis-kuis di televisi. Sedangkan Samsul merupakan sarjana pendidikan yang setiap hari bermain gaplek bersama teman-temannya di pos kamling. Adapun Samsul dan Pipit diupah dari gaji 10% hasil copetan yang didapat Muluk. Pipit dengan sabar mengajari mengaji, sholat sedangkan Samsul mengajari membaca. Lambat laun anak-anak menerima kehadiran Muluk, Pipit dan Samsul. Dan pada akhirnya Muluk dkk menyampaikan kepada anak-anak pencopet untuk berhenti mencopet dan beralih menjadi pengasong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Muluk menyediakan 6 set peralatan mengasong. Lambat laun Haji Makbul, ayah Muluk dan Haji Rahmat ayah Pipit penasaran dengan apa yang dilakukan anak-anak mereka selama ini. Alangkah terkejutnya mereka ketika ternyata selama ini uang pendapatan anak-anak mereka berasal dari hasil copet. Mereka pun menangis selama ini makanan yang mereka makan berasal dari uang haram. Akhirnya Muluk, Pipit dan Samsul menyatakan berhenti meneruskan program mereka. Anak-anak pencopet tergugah atas usaha Muluk selama ini.
Sebagian dari mereka memutuskan untuk menjadi pengasong walaupun pendapatan yang bakal mereka terima kecil. Namun tantangan terus datang menerpa. Mereka harus terus berlari dan bersembunyi dari operasi pamong praja dijalanan. Muluk yang melihat anak-anak tersebut dikejar-kejar pun marah kepada Pamong Praja.

Akhirnya Muluk ditangkap petugas. Dari kejauhan, anak-anak pengasong terharu menitikkan air mata seiring dengan kepergian mobil yang membawa Muluk pergi.
Fakir miskin dan anak-anak terlantar diperlihara oleh Negara Pasal 34 ayat (I) UUD 1945.
Dari synopsis Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” diatas banyak sekali pembelajaran yang dapat diambil. Pembelajaran yang utama yaitu kita mengetahui keadaan negeri kita sekarang. Para pejabat negara merasa terganggu dengan ulah pengemis dan pencopetan, tetapi mereka tidak terganggu dengan ulah koruptor yang semakin merajalela di negeri ini. Kasus ini merupakan tugas generasi muda untuk membenahi Indonesia yang sekarang
Kelebihan film ini yaitu secara lengkap membahas keadaan negeara Indonesia. Masalah pendidikan yaitu banyak anak kecil kekurangan pendidikan karena biaya tidak tercukupi. Anak-anak kecil itu dengan terpaksa mencopet demi kelangsungan hidupnya. Kedua yaitu susahnya menari lapangan pekerjaan di Negara ini membuat tingkat pengangguran tinggi. Ketiga yaitu masalah kriminalitas, kita tidak bisa menyalahkan 100% tindak kriminalitas yang ada di Indonesia , sebenarnya tindak kriminalitas itu datangnya dari pemerintah sendiri yang egois mementingkan kepentingan individual masing-masing.

Siapa yang bisa membenahi Negara Ini ? Harapanya adalah kita semua sebagai GENERASI MUDA.






0 komentar: